Senjata Tradisional NTB – Provinsi Nusa Tenggara Barat memang terdiri dari berbagai pulau salah satunya yaitu Pulau Sumbawa dan juga Pulau Lombok, wilayah tersebut mempunyai luas 20.153,15 km2.
Terletak diantara 115o 46’-119o Bujur timur dan 8o 10-9 oG 5’ Lintang Selatan, di NTB masih banyak sekali suku asli yang mendiami wilayah tersebut salah satunya suku Sasak, suku Sumbawa, dan suku Bima.
Masyarakat suku Sasak, Sumbawa dan juga Bima mempunyai beragam kebudayaan yang dapat kita lihat sehari-harinya.
Salah satu karya budaya yang sampai kini masih eksis dan masih melekat pada suku tersebut yaitu senjata tradisional.
Perkembangan Senjata Tradisional NTB

Masyarakat pada zaman dahulu membuat senjata tradisional dengan bertujuan sebagai alat untuk menjaga diri agar aman dari serangan musuh maupun dari serangan hewan buas.
Selain itu juga senjata tradisional tersebut dapat digunakan untuk sebagai berburu binatang untuk dijadikan makanan sehari-hari.
Pada kesempatan kali ini calonbos akan menjelaskan beberapa macam senjata tradisional NTB yang sering dipakai oleh masyarakat sekitar.
Mari simak penjelasan pada artikel ini.
1. Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat – Kelewang

Kelewang merupakan pedang khas pasukan dari kerajaan Lombok, kelewang tersebut dibuat sejak tahun 1700-1800 Masehi.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada buku “Keris Lombok” karya Bapak Ir. Lalu Djelenga.
Bahwasanya masyarakat Lombok pada umumnya sangat lebih sering menyebut dengan kata-kata plesetan yakni klewang, julukan tersebut hampir sama untuk semua jenis pedang.
Pasukan khusus ini pada saat masa kerajaan Lombok kerap memakai pedang pada bagian tubuh punggung belakang.
Kelewang itu sendiri berbentuk seperti besi yang terhunus dengan lengkungan yang sangat khas, ujung pada bagian pangkal mata pedang kelewang yang sangat meruncing pada sisi bilah bagian yang tajamnya.
Pamor pada bagian bilah sangat kontras dengan berbagai macam motif yang akan semakin tampil cantik.
Keunggulan dari senjata tersebut yaitu bagian pada ujungnya panjangnya dapat mencapai 70 cm. Berbeda dengan ukuran senjata tradisional Bali.
Desain Kelewang NTB
Warangka (sarung) senjata tradisional kelewang ini dibuat dari kayu hitam. Kayu yang dapat dipakai untuk warangka ini biasanya berjenis kayu berora pelet yang dapat memberikan kesan kepada semua orang bahwasannya keyu ini bersifat tegas dan juga garang.
Akan tetapi masih bernuansa yang sangat estetis dengan menambahkan sedikit aksesoris yang ukuran pada motif tersebut sangat minimalis.
Desain ini hanya ada dibagian hulu warangka saja.
2. Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat – Keris

Senjata tradisional yang selanjutnya yaitu keris Lombok, keris ini biasa dikenal dengan nama Sampari, merupakan suatu istilah lokal etnis dari Mbojo (Bima dan Dompu).
Keris ini termasuk sangat khas di wilayah Pulau Sumbawa bagian Timur. Tampilannya yang masih mengambil dari bentuk induknya, yaitu khas jajaran keris Sulawesi.
Adanya bagian dua jalur ini yang banyak dilalui oleh budaya keris masuk ke jajaran NTB, yakni jalur Utara dari Bugis masuk ke NTB bagian Timur, dan bagian jalur Barat dari Bali ke Lombok.
Pada perbedaan yang sangat mencolok dari kedua itu yaitu dari segi bentuk, keris Lombok tersebut pada umumnya hanya berukuran sedikit lebih besar dan juga lebih panjang, antara 60 cm-70 cm.
Sedangkan untuk keris dari Sumbawa berukuran besar dan juga pendek, antara 35 cm-50 cm.
Lalu sedangkan dengan keris khas Jawa hanya berukuran sedang saja, antara 50 cm-52 cm.
Desain Keris Nusa Tenggara Barat
Kayu yang dipakai dalam pembuatan keris untuk mendesain keris NTB tersebut biasanya memakai dua jenis, yaitu pada angkup (menyerupai bagian badan kapan padat).
Untuk bagian hulunya menggunakan jenis kayu kemuning dengan memakai struktur yang sangat padat.
Lalu sedangkan pada gandar yang berwarna coklat tua, sangat belum jelas memakai jenis kayu apa untuk digunakannya.
Jika kita lihat dengan seksama dari teksturnya, kayu yang digunakannya tersebut tidak sepadat kemuning, akan tetapi jika dilihat dari tekstur formasinya sangat belang seperti merujuk kepada jenis kayu dari Sulawesi yaitu kayu bawang.
3. Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat –Tulup

Senjata tradisional selanjutnya yaitu senajat tulup, senjata ini merupakan senjata yang sangat khas dari NTB yang dapat dipakai untuk berburu atau untuk menyerang lawan dari jarak jauh.
Tulup atau yang dapat dikenal dengan sumpit ini sangat masih digunakan oleh beberapa suku yang tinggalnya di pedalaman Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Papua dan juga dipakai di Nusa Tenggara Barat.
Pada zaman dahulu nenek moyang dari suku Sasak di Nusa Tenggara Barat sangat mengenal tulup sebagai salah satu senjata untuk berburu binatang di belantaran hutan.
Pemburu tradisional suku Sasak sangat menganggap bahwasannya selain digunakan untuk sebagai senjata untuk berburu, senjata tulup juga sudah sangat dianggap sebagai benda keramat (sakral) yang mempunyai kekuatan mistisnya.
Suku Sasak merupakan suku asli dari kepulauan Lombok dan memakai bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak tersebut beragama Islam, dan yang uniknya lagi yaitu sebagian kecil dari suku Sasak terdapat praktik agama Islam yang sangat berbeda dengan agama Islam pada umumnya yaitu Islam Wetu Telu.
Hal itu menurut pemikiran dari mereka yaitu bahwasannya berburu merupakan mata pencarian mereka, lalu sedangkan tulup merupakan alat sebagai perantara mencari rezeki.
Oleh sebab itu tulup sangat perlu dihargai dan juga dihormati. Pengsakralan dari benda inipun mereka aplikasikan dalam bentuk pemberian doa ataupun jampi-jampi pada benda mereka.
Selain digunakan sebagai bentuk permohonan kepada sanga Maha Kuasa, doa dan jampi-jampi yang dimaksudkan agar benda tulup tersebut dapat menghasilkan banyak binatang yang diburunya.
Maka dari itu sudah tidak heran lagi jika para pemburu tulup dan juga ancar (peluru tulup) dan terontang (tempat menyimpan ancar) selalu disimpan dan juga digantung di atas tembok rumah-rumah mereka.
Pada zaman sekarang beberapa etnis berdiam diri di dekat hutan dan masih menggunakan senjata tulup untuk berburunya.
Sebagai contoh di hutan Lombok yang benar-benar sangat lebat dan banyak sekali hewan liar seperti babi dan juga kera hutan yang masih banyak berkeliaran membuat para peraktik sangat berminat dalam berburu.
Akan tetapi semenjak pemerintah bekerja sama dengan Departemen Kehutanan dan membuat peraturan yang baru.
Bahwasanya sudah dilarang membunuh dan juga mengkonsumsi kera (lutung budeng atau trachypithecus auratus kohlbruggei) karena hewan tersebut tergolong hewan yang dilindungi.
Jenis Tulup Suku Sasak
Tulup pada suku Sasak ini mempunyai 3 bagian penting yaitu, ancar (peluru tulup), gagang tulup, dan juga terontong (tempat penyimpanan ancar).
Agar binatang cepat mati, maka biasanya pada ancar (peluru tulup) tersebut diberikan racun yang berasal dari getah pohon tatar. Maka getah tersebut sangatlah efektif untuk membunuh binatang tersebut.
Binatang yang berjenis seperti kera tersebut dapat mati dalam jangka waktu kira-kira 15 sampai 30 menit. Lalu sedangkan babi hutan dapat mati dengan membutuhkan waktu sebanyak 2 hari.
Pada saat berburu, tiga komponen tersebut harus dibawa karena ketiga-tiganya itu sangat saling melengkapi. Berbeda dengan komponen terhadap senjata tradisional Bangka Belitung.
Bahan Baku Tulup
Suku Sasak sangat cukup mudah untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan jika ingin membuat senjata tulup tersebut. Maka hal ini dikarenakan oleh bahan-bahan yang akan dibutuhkan sudah tumbuh dan tersedia dilingkungan mereka.
Adapun bahan-bahan yang nantinya akan diperlukan untuk membuat senjata tulup tersebut yaitu sebagai berikut:
- Pelepah pohon enau (pinang atau aren) untuk membuat batang tersebut dan mata pada ancar (peluru ancar)
- Kayu meranti untuk membuat gagang tulup
- Bambu sebagai pembuatan terontang
- Getah pohon tatar sebagai racun
4. Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat – Golok

Golok merupakan sebuah pisau yang berukuran besar yang dijadikan sebagai salah satu senjata tradisional suku Sasak yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gagang pada golok ini terbuat dari tanduk yang dapat diukir berbentuk seekor singa dengan detail ukiran yang sangat indah.
Sarung golok ini dibuat dari kayu yang telah diukir dengan sebuah motif yang sangat tradisional. Tampak sekilas mirip dengan pola ukiran tradisional Bali.
Dalam proses pembuatan golok ini, bagian bilah pada golok ditempa dengan memakai baja putih tanpa pamor yang sangat tebal.
Golok tradisional tersebut sangat khusus untuk kalangan yang benar-benar tertentu, bukan sebuah souvenir.
Sebelum anda melanjutkan membacanya anda dapat membaca senjata tradisional kalimantan tengah.
Berikut ini merupakan gambar dari golok NTB




Semoga informasi yang mengenai senjata tradisional Nusa Tenggara Barat ini dapat bermanfaat.