Senjata Tradisional Bangka Belitung – Negara kesatuan republik Indonesia terdiri dari 34 provinsi dan terdiri berbagai pulau, salah satunya yaitu pulau Bangka dan juga pulau Belitung.
Juga berbagai pulau-pulau kecil ternama yang berjumlah 470 pulau dan yang berpenghuni hanya 50 pulau saja yang berada di pulau Bangka Belitung tersebut.
Provinsi Bangka Belitung merupakan sebuah provinsi dari hasil ekspansi wilayah daerah Sumatera Selatan. Provinsi Bangka Belitung juga sangat sering disingkat dengan Babel.
Provinsi tersebut dibentuk bersamaan dengan Provinsi Banten dan juga Gorontalo pada tahun 2000.
Beragam adat dan juga budaya dari kepulauan Bangka Belitung, diantaranya sudah ada yang kita mengetahuinya seperti alat musik tradisional, lagu daerah, dan juga tarian tradisional Bangka Belitung dll.
Maka kali ini calonbos akan mengulas mengenai senjata tradisional yang berasal dari Bangka Belitung, mari kita simak dengan seksama.
Nama Alat Senjata Tradisional Bangka Belitung

Senjata tradisional sudah menjadi adat bagi masing-masing daerah yang ada di Indonesia dan hanya ada di Indonesia yang mempunyai beragam keanekaragaman budaya karena mempunyai makna yang sangat khusus.
Pesan yang sangat khusus dan juga symbol khusus sebagai tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia, jika masayarakat Jawa mempunyai senjata tradisional seperti kris, kujang dll.
Sementara di daerah Bangka Belitung tersebut mempunyai senjata khas yang bernama siwar, parang dan juga kedik, berikut ini akan calonbos jelaskan.
1. Senjata Tradisional Bangka Belitung – Siwar

Siwar merupakan senjata tradisional yang sangat mirip dengan golok panjang, akan tetapi siwar ini dibedakan dari ukuran panjang dan juga pendeknya.
Senjata siwar ini mempunyai 2 jenis ukuran, ada yang mempunyai bentuk panjang dinamakan dengan siwar panjang hampir menyerupai dengan Mandau Kalimantan Barat, namun tidak bengkok.
Ukurannya rata, pipih, lurus dan juga ringan jika diayunkan. Senjata ini biasanya digunakan untuk pertarungan dengan jarak dekat.
Ukuran tersebut panjang, ketebalan dan bobotnya juga sudah dirancang dengan khusus yang telah dibuat tidak sembarangan yang disesuaikan dengan penggunanya.
Keistimewaan dari senjata ini juga yaitu, siwar panjang khusus dirancang dengan mempunyai 2 mata sisi yang sangat tajam seperti silet dan juga digunakan untuk pertempuran bagi masyarakat dahulu, pada masa penjajahan.
Sebelum lanjut anda juga dapat membaca senjata tradisional Bali.
Selain itu juga ada siwar pendek yang dimana panjang senjata tersebut seukuran dengan senjata keris, dan pada bagian ujungnya juga runcing yang sudah dirancang dengan sangat khusus.
Senjata tradisional Bangka Belitung ini kegunaannya memang untuk pertarungan dengan jarak dekat yang digunakan untuk menusuk lawan.
Bagian pada tengah senjata ini mempunyai lengkungan yang fungsinya untuk merobek atau menyayat, senjata siwar yang satu ini memang terbilang sangat tajam dan juga mempunyai ketebalan yang tipis.
Umumnya senjata siwar ini digunakan oleh para pendekar Bangka Belitung pada zaman dahulu sebagai senjata rahasia saat dalam keadaan mendesak.
2. Senjata Tradisional Bangka Belitung – Parang Bangka

Senjata tradisional selanjutnya yaitu parang Bangka Belitung yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dan juga sangat umum.
Parang juga dapat anda temui diberbagai pulau khususnya di pulau Jawa, contohnya golok Banten.
Akan tetapi berbeda dengan parang yang berasal dari Bangka Belitung tersebut, senjata tradisional ini juga mempunyai keistimewaan yang sangat berbeda dengan senjata lainnya.
Ciri khas yang membedakan antara golok Banten salah satunya yaitu:
Pada bagian ujung parang tersebut ini dibuat dan juga didesain lebar dan berat, gunanya untuk meningkatkan bobot pada parang tersebut, agar pada sasaran yang dapat dipotong itu terpotong dengan cepat.
Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kekuatan serangan saat melawan lawan.
Ketika ingin diayunkan parang tersebut akan memberikan tekanan dan juga kekuatan, agar menghasilkan potongan yang sangat kuat dan juga menancap tajam.
Ini dikarenakan berat pada parang tersebut dirancang benar-benar sangat khusus agar beratnya seimbang. Sehingga pada objek apapun jika terkena parang akan cepat terpotongnya.
Parang yang memiliki diameter sedang atau sekitaran 42 cm, dapat anda gunakan untuk menebang pohon, karena dengan bobot yang ujungnya sangat besar dan juga lebih berat.
Senjata tradisional Bangka Belitung ini mempunyai bentuk seperti layar kapan, senjata parang tersebut biasa digunakan sebagai alat perkelahian jarak pendek, meskipun sekilas mirip dengan golok Banten.
Produksi senjata ini tersebar diberbagai toko perabotan dan juga mempunyai ragam jenis, namun pada produksi massal ini banyak sekali ditemukan di pasar-pasar.
Tetapi tidak mempunyai ciri khusus dan juga tidak memiliki karakteristik yang sudah dimaksudkan.
Di Bangka Belitung sendiri, produksi parang sangat cukup terkenal dengan sebutan parang badau.
Parang yang dikhususkan hanya untuk dibuat oleh orang-orang khusus dan juga mempunyai karakteristik tersendiri.
Parang yang sudah banyak terjual di pasar-pasar sampai saat ini bukanlah parang asli dan tidak mempunyai ragam desain.
Keistimewaan pada parang yang asli ini dikabarkan mempunyai kekuatan mistis atau supranatural layaknya seperti keris, karena si pembuat senjata tersebut sendiri adalah sang empu.
Awal Mula Senjata Parang Bangka

Sejak abad ke-17 sudah banyak sekali orang yang memproduksi parang tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh dosen sejarah Kolonial Universital Amsterdam W.S Stapel dalam bukunya yaitu Aanvellende Gegevens Geschiedenis Billiton, 1983.
“Pada saat permulaan abad ke-17 telah terjadi hubungan dagang antara Pulau Belitung dengan beberapa tempat yang sudah diduduki Belanda, terutama Batavia.
Hasil dari perdagangan yang sangat utama dari Pulau Belitung tersebut yaitu besi, perkakas dari besi, dan juga damar dan beras” kata Stapel dalam bukunya.
Untuk dapat memperkuat pernyataan tersebut, maka stapel menyematkan sejumlah kutipan yang sudah diambil dari beberapa buku register harian dari Batavia.
Lalu diantaranya yaitu mengenai hubungan dagang antara Batavia dan Belitung dari 1640-1665.
Sebelum lanjut membaca artikel yang lainnya anda juga dapat membaca senjata tradisional NTB.
Dalam kurun waktu tersebut, Pulau Belitung atau belitong tercatat pernah mengirimkan sebuah tongkang bersama 21 awak dan juga membawa 10.000 muatan yang berisi sebuah senjata tradisional berupa kapak dan parang.
Tongkang atau yang biasa dikenal dengan nama ponton merupakan suatu jenis kapal dengan lambung yang datar atau suatu kotak besar yang dapat mengapung. Hal ini digunakan untuk mengangkut barang dan juga ditarik dengan kapan tunda atau dapat digunakan untuk dapat mengakomodasi pasang surut pada dermaga apung.
Selanjutnya pada bulan Mei 1661 senjata tradisional dikirim kembali sebanyak 10.000 senjata kapak dan 50 pikul damar.
Lalu pada bulan Mei juga telah mengirimkan sebuah pahat sebanyak 1900, 100 senjata parang, 60 tikar dan 5 pil kuamar.
Selanjutnya pada bulan November tahun 1665, ada seorang penduduk Pulau Belitung membawa 2000 buah kapal Batavia.
Sedikitnya lebih dari tujuh bengkel yang telah memproduksikan parang badau di Desa Badau Kecamatan Badau Kabupaten Belitung.
Akan tetapi keberadaan mereka menjadi benang merah, sebagai sejarah pengerjaan logam di Pulau Belitung pada ratusan tahun silam.
Senjata parang badau sangat terkenal di masyarakat Belitung dengan sebutan parang Belitung.
Oleh sebab itu masyarakat di sana menyakini bahwasanya apabila mempunyai parang tersebut terbilang menyimpan nilai-nilai mistis.
3. Senjata Tradisional Bangka Belitung – Kedik

Jika anda mengunjungi toko perkakas di Pulau Bangka Belitung, pastilah anda akan menemukan senjata berupa kedik.
Karena pada umumnya kedik tersebut memang difungsionalkan untuk sebagai alat pertanian yang dapat digunakan sebagai membersihkan rumput di kebun.
Kedik sendiri merupakan salah satu senjata tradisional yang banyak sekali digunakan sebagai salah satu alat pertanian.
Alat ini memang dirancang untuk dapat digunakan di perkebunan maupun di persawahan.
Dalam penggunaannya si pemakai harus berjongkok dan menggerakkan badannya mundur ataupun menyamping.
Senjata kedik sendiri memang dibuat khusus sebagai pembersih rumput atau tanaman liar yang berada di halaman rumah anda.
Iya akan lebih mudah untuk digunakan sebagai menelusuri bagian yang sulit untuk dijangkau oleh cangkul.
Sebelum anda melanjutkan pembacaannya anda dapat membaca beberapa alat senjata tradisional yang berasal dari Minangkabau.
Semenjak dahulu sebelum pertimahan menjadi populer sebagai mata pencaharian masyarakat Bangka Belitung yang bertempat tinggal di pedesaan kebanyakan bekerja sebagai petani.
Dalam fungsinya sendiri, kedik hampir sama dengan pacul, yang membedaknnya hanya dari segi ukuran, kedik lazimnya lebih kecil dan bentuknya agak bengkok ke kiri.
Alat ini dipakai dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Alat ini memang sangat tepat sasaran untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada.
Kedik biasanya dipakai oleh kaum wanita sebab alatnya kecil dan relatif lebih ringan.
Kedik hanya bisa dipakai untuk rumput ragam yang kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan alang-alang.
Demikian pembahasan mengenai Senjata Tradisional Bangka Belitung, semoga menambah wawasan kita akan adat istiadat Nusantara secara khusus senjata tradisional.
Bentuk Senjata Tradisional Kedik

Kedik mempunyai bentuk seperti Parang atau Golok. Melainkan alat ini mempunyai bilah yang melengkung, atau bengkok.
Oleh sebab itu sebagian tempat di Bangka Belitung lebih mengetahui alat tersebut yang demikian dengan sebutan parang bingkok. Bingkok sendiri mempunyai arti adalah Bengkok.
Dilihat dari segi ukuran, alat ini tak mempunyai ukuran yang terlalu besar.
Kedik mempunyai panjang sekitar 38cm sampai 50cm, dan masa yang tak terlalu berat, biasanya tak lebih dari 2kg.
Material Pembuatan Senjata Kedik
Bahan Baku pembuatannya sendiri tak terlalu susah dan sangat mudah untuk di peroleh. Pasalnya pembuatan alat ini sama seperti senjata tradisional lainnya merupakan Parang.
Cuma memerlukan besi sebagai bahan pembuatan mata pisaunya dan kayu sebagai hulunya.
Hanya saja besi yang dipakai seharusnya dibengkokan atau di bentuk sedikit melengkung pada komponen atasnya.
Terimakasih telah berkunjung.