√ Kisah Keberadaan Nabi Khidir yang Sangat Misterius

Kisah Nabi Khidir – Al-Khadir (Arab:الخضر, Khadr, Khader, Khidir) adalah nama yang diberikan kepada seorang nabi yang sangatlah misterius dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang Nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa.

Dalam bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, yang ditulis oleh “Annemarie Schimmel“, Nabi khidir dianggap sebagai salah satu Nabi dari empat Nabi dalam cerita Islam yang dikenal sebagai ‘Sosok yang masih Hidup’ atau ‘Abadi’ sampai saat ini. Tiga Nabi lainnya yaitu Nabi Idris, Nabi Ilyas, dan Nabi Isa.

Etimologi

Khidir menurut harfiah yaitu“seseorang yang hijau” sebuah yang melambangkan tentang kesegaran jiwa.

Warna hijau adalah sebuah warna yang melambangkan kesegaran akan pengetahuan ilmu-ilmu yang dimiliki.

Geneologi

sumber google : berita center

Menurut disebuah situs, Nabi khidir merupakan sepupu dari sang Raja yang bernama Raja Dzul Qarnain dari pihak ibu.

Lalu menurut Ibnu Abbas, khidir adalah seorang anak dari cucu Nabiyullah Adam yang sangatlah taat beribadah kepada Allah SWT.

Asal Usul Nama Nabi Khidir

sumber google:dream.com

Dalam kitab shahih (Bukhari dan Muslim) dijelaskan beberapa tentang asal-usul penamaan Nabi Khidir, lalu di sini kami akan mejelaskan dan membeberkan kisah Nabi Khidir.

Nama asli beliau adalah Balya bin Malkan.

Beliau biasa dikenal dengan nama julukanya, yaitu Khidir.

Suatu ketika ia duduk di atas tanah kering berwarna putih.

Tiba-tiba tanah yang beliau duduki berguncang dari bawah tanah lalu berubah menjadi warna hijau (khadra).

Ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh salah satu Syekh yang bernama Syekh Ibrahim Al-Bajuri dalam mukaddimah kitabnya, Al-Baijuri ‘ala Ibni Qosim. Yang artinya:

 Seperti itu juga Nabi Khidir, (termasuk sahabat), dibaca dengan kho’ fathah dan dhod kasroh (khodr). Beliau dijuluki demikian karena dimana saja bumi yang beliau duduki, maka langsung menjadi hijau(subur).

Beliau diberi nama khidir karena ketika beliau duduk di atas tanah putih, tiba-tiba ia bergetar, lalu di belakang beliau berwarna hijau (subur).” (HR. Bukhari 3221,Fathul Bari).

Dalam kitab az-Zahrun Nadhir juga mengungkapkan pendapat sang Imam Ahmad dengan redaksi sebagai berikut:

Kami telah mendapatkan suatu kisah dari Abdurrazzak, ia telah diberitahukan terlebih dahulu kisah Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah.

Bahwasannya, dinamakannya khidir karena ia telah duduk di suatu farwah tiba-tiba farwah itu berguncang dari bawah dan berubah menjadi warna hijau.

Pendapat ini juga pernah di sampaikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal yang menukil perkataan dari sang gurunya yang bernama Adullah bin Mubarak, seseorang yang sangat kuat dengan argumentasinya.

Dalam kisah Nabi Khidir, farwah diartikan sebagai rerumputan yang sangat kering yang berwana putih.

Ibnu Hajar al-Asqalani pernah melengkapi suatu karyanya dengan sejumlah dalil-dalil al-Quran tentang nabiyullah khidir.

Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu.

Baca juga : Biografi Habib Umar bin Hafidz

Nabi Khidir Tak Diketahui Asal-Usulnya

sumber google : spirit of muslim

Manusia benar-benar tidak ada yang tahu secara detail tentang kenabian Nabi Khidir.

Walaupun sudah dijelaskan dibeberapa kitab dan dijelaskan oleh para alim ulama akan tetapi penjelasan ini masih simpang siur.

Ada yang telah mengatakan bahwasanya Nabiyullah Khidir adalah sepupu dari seorang Raja yang bernama Raja Dzul Qarnain yang telah diceritakan di dalam al-Quran surat al-Kahf ayat 83-101.

Kedudukan Nabi khidir sendiri ketika itu menjabat sebagai penasehat sang Raja.

Akan tetapi, fakta ini masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Dunia ini ibarat suatu bayangan. Kalau kau berusaha ingin menangkapnya, ia akan berlari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu.

Hakikat Ilmu Laduni

sumber google : bombastis.com

Para kaum sufi telah memberitahukan keistimewaan tentang ilmu laduni.

Ia merupakan ilmu yang sangat agung  dan puncaknya dari semua macam-macam ilmu.

Dengan bermujahadah, membersihkan dan mensucikan hati agar terpancar nur dari hatinya.

Sehingga tersibaklah seluruh rahasia-rahasia alam ghaib bahkan bisa berkomunikasi dengan secara langsung dengan Allah SWT, para Rasul dan ruh-ruh lainnya, termasuk Nabiyullah Khidir.

Tidak akan bisa meraih suatu ilmu ini kecuali setelah mencapai tingkatan-tingkatan ma’rifat melalui proses latihan-latihan, amalan-amalan, ataupun dzikir-dzikir tertentu kepada Allah SWT, lalu di sini kami akan menceritkan tentang kisah Nabi Khidir.

Ini bukan suatu wacana atau berbentuk tuduhan semata, akan tetapi sudah terucap dari para lisan tokoh kaum sufi.

Seperti Al Junaidi, Abu Yazid Al Busthami, Ibnu Arabi, Al Ghazali, dan masih banyak lagi lainnya yang terdapat dalam karya-karya tulisan beliau sendiri.

“Dia tidak dapat dicapai dengan suatu khayalan, tidak dapat diduga dengan suatu pemahaman, tidak dapat pula dicapai dengan indera, dan tidak dapat pula dibandingkan dengan seseorang manusia. Dia satu tidak dengan bilangan, Kekal tidak dengan masa, dan Berdiri tidak dengan suatu penyangga.”

Sosok Yang Bijaksana Dan Berilmu

sumber google:satumedia

Nabi Khidir dikenal tidak hanya kemisteriusannya saja, akan tetapi beliau dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana dan berilmu tinggi.

Dikatakan bahwasannya Nabiyullah Khidir sangat menguasai berbagai ilmu, salah satunya adalah ilmu Laduni.

Nabi Khidir bisa melakukan hal-hal apa saja yang tidak semua manusia bisa melakukannya.

Salah satu yang sangat paling terkenal keilmuan Nabi Khidir adalah beliau mampu dan sanggup membaca masa depan seseorang.

Tidak hanya berilmu tinggi saja, sosok Nabiyullah Khidir juga sangatlah bijaksana.

Setiap tutur kata yang beliau ucapkan sangatlah mengandung banyak hikmah yang sangat begitu dalam.

Makanya. Allah pun sampai menyuruh Nabiyullah Musa untuk berguru kepada Nabiyullah Khidir untuk sebagai bukti kepada Nabiyullah musa bahwasanya ilmu Allah sangat tidak terbatas.

Seperti yang telah dijelaskan di dalam al-Quran surat al-Kahfi ayat 109 yang artinya:

Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat tuhaku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

Nama Nabi Khidir tidak disebutkan langsung oleh Allah Swt di dalam al-Quran.

Namun ada salah satu ayat yang berhubungan dengan beliau yang tercatat di dalamnya.

Kisah Nabi dan Rasul ini terdapat pada surat al-Kahfi ayat 65 yang artinya:

Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba kami, yang telah kami berikan rahmat kepadanya dari sisi kami, dan yang telah kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi kami. (Qs. Al-Kahfi (18): 65).

Kesombongan Nabi Musa

sumber google : marine co.id

Sifat sombong (Al-kibr) menyombongkan diri merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya.

Kesombongan menurut Imam Ghazali , bermula dari kekaguman seseorang kepada dirinya sendiri (al-‘ujb), lalu memandang rendah orang lain.

Sifat sombong merupakan sifat bathin yang sangat terbantahkan dalam perbuatan maupun tindakan yang sangat cenderung kepada destruktif dan diskriminatif.

Penyakit satu ini, menurut Imam Ghazali, patut diwaspadai.

karena tidak hanya menyerang manusia secara umum.

Akan tetapi justru lebih banyak menyerang orang-orang yang pandai, termasuk para alim ulama, kecuali sedikit orang dari mereka yang mendapatkan suatu bimbingan dan petunjuk langsung dari Allah SWT.

Suatu ketika Nabi musa sedang mengumpulkan seluruh kaum-kaumnya.

Lalu ketika itu Nabi Musa ditanya oleh salah satu kaumnya.

Wahai Nabiyullah Musa “siapakah orang yang paling pandai dinegeri ini”?

Sontak Nabi Musa langsung menjawabnya “Ana a’lam al-qaum” (akulah orang yang paling pandai di negeri ini).

Sepintas lalu.

Pernyataan ini memang dapat dianggap wajar, karena dikemukakan oleh seorang Nabi yang ditugaskan  oleh Allah SWT untuk membebaskan rakyat Mesir dari pembudakan Raja Firaun.

Namun, Allah SWT memandang pernyataan Nabi Musa itu sangatlah berlebihan.

 Jangan angkuh pada sesama, kesombongan hanyalah akan membuat hidupmu menjadi terpuruk secara perlahan-lahan.

Baca juga : Biografi Habib Syech

Allah Menegur Langsung Nabi Musa

sumber google : adijulio.com

Lalu saat itu juga Allah menegur langsung Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu dari pada kamu”.

Lalu Nabi Musa pun bertanya kepada Allah SWT.

“Wahai tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?”

Allah pun berfirman.

“Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan itu hilang, maka di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu”. Di samping itu juga, Nabi Musa sangatlah ingin bertemu kepada Hamba Allah itu tersebut.

Nabi Musa Menunaikan Perintah Dari Allah

sumber google : youtube.com

Nabi Musa kemudian menunaikan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT itu dengan membawa satu ikan di dalam wadah tersebut dan berangkatlah beliau dengan ditemani oleh murid sekaligus pembantunya yaitu, Yusya bin Nun.

Ketika Sesampainya Di Dua Belah Lautan

ini adalah 2 belah lautan yang dimana nabiyullah musa bertemu dengan nabiyullah khidir
sumber google : instaphone.com

Akhirnya mereka berdua sampai di sebuah batu besar dan memutuskan untuk beristirahat sejenak, karena telah menempuh suatu perjalanan yang sangat jauh.

Ikan yang mereka bawa tersebut yang di dalam wadah secara tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh kedalam lautan tersebut.

Yusya’ kaget dan tertegun karena melihat kebesaran Allah SWT yang telah menghidupkan kembali ikam yang telah mati.

Selepas menyaksikan peristiwa tersebut yang benar-benar menakjubkan dan sangat luar biasa tersebut, akhirnya Yusya’ tertidur dan tidak terjaga.

Yusya pun lupa untuk menceritakan peristiwa yang telah terjadi kepada Nabi Musa mereka kemudian meneruskan perjalanannya siang dan malamnya dan pada keesokan harinya.

“Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi: 62)

Ibn’ Abbas pernah berkata:

“Nabi Musa sebenarnya tidak merasakan keletihan sehingga tuan melewati tempat yang telah diperintahkan oleh Allah SWT agar supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.” Yusya berkata kepada gurunya yaitu Nabi Musa.

“ Yusya berkata tahukah engkau bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi: 63)

Nabi Musa pun segera teringat atas peristiwa tersebut, bahwasanya mereka telah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah tersebut yang sedang dicarinya.

Kini, Nabi Musa dan muridnya Yusya berbalik arah untuk kembali ke tempat peristirahatan yang mereka sebelumnya, tempat bertemunya dua belah lautan tersebut.

Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi: 64)

Terdapat banyak perbedaan pendapat tentang tempat pertemuan Nabi Musa dengan Nabi khidir.

Ada yang pernah mengatakan bahwa tempat pertemuan tersebut berada di sebuah Lautan Romawi dengan Persia yaitu tempat bertemunya dua belah laut antara Laut Merah dengan Samudera Hindia.

Pendapat lain juga mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di tempat pertemuan dua belah lautan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik

Ada juga yang mengatakan bahwa lautan tersebut berada di sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antara Teluk Suez dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.

Persyaratan Belajar

ini adalah suatu persyaratan kepada nabi musa apabila ingin menjadi murid nya nabi khidir
sumber google : mascecep.com

Setibanya Nabi Musa di tempat yang telah dituju, mereka telah melihat hamba Allah yang memakai gamis putih dan berjubah putih bersih.

Nabi Musa pun mengucapkan salam kepadanya.

Nabi Khidir pun menjawab salamnya dan bertanya, “ Dari mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan”?

Siapakah nama kamu, jawab Nabi Musa, “Aku adalah Musa.”

Nabi Khidir bertanya kembali, “Musa dari Bani Israil? Nabi Musa pun menjawabnya, “Ya. Aku datang menemui tuan agar supaya tuan dapat mengajariku sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkannya kepada tuan.”

Lalu Nabi Khidir menegaskan, “sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersamaku.” (Surah Al-Kahfi: 67)

Wahai Musa belajarlah ilmu-ilmu tentang kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum pernah tahu, akan tetapi janganlah kamu membuat ilmu-ilmu itu hanya sebagai bahan omongan.

Perjalanan Nabi Musa Dan Nabi Khidir

sumber google : ehznis.blogspot

Demikianlah seterusnya Nabi Musa mengikuti Nabi Khidir dan ketika itu terjadilah sesuatu peristiwa yang menguji diri Nabi Musa yang sudah berjanji bahwasanya baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan yang telah diperbuat oleh Nabi Khidir.

Sebab, ilmu yang diberikan oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa merupakan contoh ilmu ma’rifaf.

Setiap tindakan Nabiyullah Khidir itu selalu dianggap nyeleneh dan justru membuat Nabi Musa terperanjat.

Baca juga : biografi habib ali aljufri

Nabi Khidir Membocorkan Perahu

sumber google; republika.co.id

Ketika sedang bersama disebuah perahu, Nabi Musa melihat Nabi Khidir sedang melubangi perahu yang sedang ditumpanginya dengan gratis.

Hasilnya perahu milik seorang nelayan pun bocor karena telah dilubangi oleh Nabi Khidir dan tidak bisa ditumpanginya kembali.

Nabi Musa pun bertanya, “Kapal ini telah mengangkut kita tanpa pamrih atau meminta imbalan, lalu kenapa engkau sengaja melubangi perahu nelayan tersebut?”

Lalu Nabi Khidir pun menjawab, seperti yang terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 72-73 yang artinya:

“Maka berjalanlah keduanya menaiki sebuah perahu lalu dia (Nabi Khidir) dia (Musa) berkata, “mengapa engkau melubangi perahu tersebut, aoakah engkau ingin menenggelamkan penumpangnya?” sungguh engkau telah membuat sesuatu kesalahan yang sangat besar.” (QS. Al-Kahfi: 72)

 Dia (Khidir) berkata, “Bukankah telah kukatakan kepadamu, bahwasanya engkau tak akan mampu bersabar bersamaku?” (QS. Al-Kahfi: 73)

 Akhirnya Nabi Khidir pun memaafkan kelalaian Nabi Musa atas perjanjian yang di awal tersebut.

Nabi Khidir Membunuh Anak Kecil

sumber google : lontar.id

Lalu keduanya melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang asyik bermain dengan sahabat-sahabatnya.

Lalu Nabi Khidir menghampiri satu dari anak kecil tersebut lalu dibunuhnya anak tersebut.

Melihat peristiwa yang sangatlah aneh ini, lantas membuat Nabi Musa memberikan pertanyaan kepada Nabi Khidir dan dijelaskan di dalam al-Quran surah al-Kahfi ayat: 74 yang artinya:

“Mengapa kamu membunuh jiwa yang sangatlah bersih, bukan karena dia membunuh orang? Sesungguhnya kamu telah melakukuan sesuatu yang sangatlah munkar” (QS. Al-Kahfi: 74)

Kemudian Nabi Khidir pun menjawabnya seperti ayat yang di atas yang artinya:

“Bukankah sudah ku katakan kepadamu wahai musa bahwasanya engkau tidak akan dapat bersabar bersamaku.” (QS. Al-Kahfi : 75)

Nabi Khidir Membenarkan Dinding Yang Hampir Roboh

sumber google : teras 7

Maka Nabi Khidir dan Nabi Musa melanjutkan suatu perjalanannya sehingga sampailah disuatu desa yang penduduknya terkenal dengan kepelitannya atau bakhil.

Nabi Musa pun bertanya-tanya dalam hati, kenapa Nabi Khidir mengajaknya ke suatu desa yang sangatlah pelit?

Sebenarnya Nabi Khidir mengetahui keluhan dalam hati Nabi Musa.

Sebab, Nabi Khidir ini bahwasannya Nabi Khidir telah diberikan karunia oleh Allah SWT untuk bisa membaca dan mendengar isi hati orang lain, itulah keistimewaan Nabiyullah Khidir.

Lalu Nabi Khidir berdiam saja.

Ketika keduanya singgah disebuah desa itu.

Rupanya bekal yang dibawa oleh Nabi Musa telah habis.

Nabi Musa memberanikan diri untuk meminta makanan kepada para penduduk, akan tetapi tidak ada yang mau memberikan makanan.

Para penduduk sepertinya sangatlah cuek saja dengan kehadiran keduanya.

Saat itu di tengah-tengah sebuah perkampungan ada satu rumah yang dindingnya hampir ambruk.

Anenya para penduduk kampung tersebut hanya melihatnya saja, tidak ada yang ingin memperbaikinya.

Nabi Khidir kemudian memperbaikinya sendirian hingga sampai malam menjelang.

Lalu Nabi Musa pun berkata kepada Nabi Khidir.

“Kenapa kamu tidak meminta bayaran kepada pemilik rumah tersebut?”

Kebiasaan di kampung saya, jika apabila ada orang yang memperbaiki rumah orang lain, maka ia akan mendapatkan suatu imbalan.” Lanjut Nabi Musa, sangat geram.

“Seharusnya kamu diam saja dengan apa yang telah aku kerjakan.

Perpisahan Antara Nabi Khidir Dan Nabi Musa

sumber google : santri.id

Kini saatnya kita berpisah antara dirimu dengan diriku,”

Tukas Nabi khidir, setelah mendengar perkataan Nabi Musa.

Akan tetapi sebelum kita berpisah, aku akan memberitahumu suatu hikmah dibalik semua peristiwa yang telah kulakukan,” tambah Nabi Khidir.

Hikmah Untuk Nabi Musa

sumber google : santri.com

Nabi Musa tidak sabar untuk ingin mengetahui hikmah dibalik semua yang telah dilakukan oleh Nabi Khidir.

“Wahai Musa, semua yang telah aku lakukan bukanlah kehendakku sendiri.

Allah SWT yang telah memerintahkannya,”  lalu Nabi Khidir memberitahukan semua hikmah dan rahasianya.

Nabi Musa masih dibuat bingung oleh Nabi Khidir, masih belum bisa dipahami tentang pembicaraannya itu.

Kali ini Nabi Musa mulai bersikap sabar kepada Nabi Khidir.

“Wahai musa sesungguhnya orang yang memberikan nasehat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkan”

Rahasia Kisah Nabi Khidir Melubangi Perahu

ini rahasia yang ingin di beri tahu kepada nabi musa kenapa nabi khidir melubangi perahu tanpa sebab
sumber google: sectotr.com

“Aku melubangi perahu tersebut itu tujuannya untuk menyelamatkan pemilik perahu tersebut.

Karena perahu tersebut milik seorang yang miskin.

Ia bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya lewat wasilah perahu tersebut.

Saat itu ada seorang Raja beserta pengawalnya yang ingin merampas paksa hasil semua tangkapan laut para nelayan tersebut dan akan merampas perahunya.

Dengan aku melubangi perahu tersebut, aku bermaksud menyelamatkan sumber kehidupan orang miskin tersebut.

Sehingga para pengawal Raja tidak akan menghancurkannya.

Suatu saat, orang miskin itu akan menambalkannya dan bisa melaut kembali.” Tutur Nabi Khidir.

Baca juga : kisah wali songo

Rahasia Kisah Nabi Khidir Membunuh Anak Tak Berdosa

Sepertimana yang telah kita ketahui, Nabi Khidir merupakan seorang nabi yang memiliki banyak kelebihan yang dianugrahkan oleh Allah kepadanya. Salah satunya adalah beliau dapat...
sumber google : congkop.xyz

“Makna kejadian kedua, aku ingin menyelamatkan kedua orang tua anak yang telah aku bunuh.

Karena bapak dan ibunya termasuk orang yang sangat beriman kepada Allah SWT.

Akan tetapi anak yang telah aku bunuh tersebut itu jika sudah dewasa akan durhaka kepada kedua orang tuanya  dan akan menyesatkan agama orang tuanya itu.

Setelah anak itu terbunuh, ibunya akan melahirkan seorang anak lagi yang lebih baik dan sangatlah sayang kepada kedua orang tuanya tersebut.” Nabi Khidir menjabarkan secara detail.

Rahasia Kisah Nabi Khidir Membenarkan Dinding Anak Yatim

inilah suatu rahasia nabiyullah khidir membenarkan dinding rumah anak yatim yang dimana dibawah nya itu ada harta warisan dari sang ayah
sumber google : sini news

“Adapun rumah yang hampir roboh itu adalah milik anak yatim.

Dibawahnya terdapat ada harta benda simpanan bagi mereka.

Ayah anak yatim tersebut itu orang yang ahli ibadah.

Allah SWT menghendaki, bila anak yatim itu kelak dewasa akan dapat mengeluarkan simpanan dari ayahnya.

Itulah diantara sebagian rahmat Allah SWT  dan ilmu yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadaku.”

Nabi Khidir mengakhiri perkataannya, lantas meninggalkan Nabi Musa.

Nabi Musa Memahami Semua Ilmu Nabi Khidir

akhirnya nabi musa memahami semua apa yang telah nabi khidir lakukan
sumber google : tebuireng.news

Nabi Musa baru memahami dan menerima perilaku-perilaku aneh sang gurunya. Nabiyullah Khidir merupakan symbol ketenangan dan diam.

Ia tidak sembarangan berbicara dan gerak-geraknya selalu menimbulkan kebingungan dan kegelisahan dalam diri Nabi Musa.

Selama ini ilmu Nabi Musa sangatlah terbatas, berbeda dengan ilmu Nabi Khidir. Sementara ilmu Allah SWT maha luas tak bertepi.

Oleh karena itu, seseorang tidak berhak sombong kepada orang lain.

Termasuk Nabi Musa yang sudah memperoleh Kitab Taurat.

Hikmah Dari Kisah Nabi Khidir Ini

hikmah yang bisa dipeljari untuk kita adalah jangan pernah merasa sombong atas ilmu yang kita miliki karena di atas langit masih ada langit
sumber google : catatanblogger.

Dari kisah ini kita dapat mengambil ibroh atau pelajaran yang sangat-sangat penting bagi kehidupan kita sebagai manusia.

Diantaranya adalah ilmu merupakan karunia dari Allah SWT.

Tidak ada seorang pun yang boleh mengklaim bahwa dirinyalah lebih berilmu dibandingkan dengan orang lain.

Hal ini dikarenakan ada ilmu yang merupakan anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang tanpaharus mempelajarinya.

Hikmah yang kedua, kita perlu bersabar dan tidak harus terburu-buru untuk mendapatkan suatu ke bijaksanaan dari setiap peristiwa yang telah kita alami.

Hikmah ketiga setiap murid harus mempunyai adab dan tatakrama terhadap gurunya.

Setiap murid harus bersedia mendengarkan wejangan-wejangan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak di luar perintah dari seorang guru.

Kisah ini sangatlah menunjukan bahwa agama islam memberikan kedudukan yang sangatlah istimewa kepada sang guru.

Mungkin cukup itu saja yang bisa Calonbos sampaikan tentang kisah seorang Nabi yang masih misterius dan kisah perjalanan Nabi Khidir dan Nabi Musa, apabila ada yang salah mohon maaf atas penulisan artikel ini.

Terima kasih.

Tinggalkan komentar