√ Biografi Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf [Terlengkap]

Biografi Habib Syech Assegaf – Nama asli beliau adalah Al Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, lahir di Kota Surakarta, 20 September 1961, usia Habib Syech saat ini 51 tahun.

Habib Syech adalah seorang ulama yang mempunyai ciri khas untuk mensyiarkan agama Islam dengan sebuah lantunan sholawatnya.

Setiap sebelum kajian beliau Habib Syech selalu diawali dengan sebuah lantunan sholawatnya bersama Ahbabul Musthofa.

Setelah bersholawat langsung disusul dengan kajian-kajian islami yang langsung dipimpin oleh beliau sendiri.

Habib Syech merupakan anak dari pasangan Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf, seorang tokoh ulama yang pernah berguru kepada para habaib di Surakarta salah satunya dengan Habib Anis bin Alwi al Habsyi.

Habib Anis bin Alwi al Habsyi adalah seorang ulama terkemukaka di Indonesia khususnya di daerah Surakarta.

Beliau merupakan adik kandung dari imam Masjid Jami’ Assegaf di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta yaitu Al Habib Muhammad Jamal bin Abdul Qodir bin Abdurrahman Assegaf.

Janganlah merasa sedih manakala kamu tidak dihargai, tapi bersedihlah manakala kamu tidak berharga

 

Semasa Kecil Habib Syech

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf
sumber google : kabarmakkah.com

Semasa kecilnya Habib Syech tidak pernah bermukim di sebuah pondok pesantren.

Pendidikan Habib Syech lebih terjun langsung kepada masyarakat melalui majelis-majelis taklim dan di masjid-masjid terutama Masjid Jami’ Assegaf, Wiropaten, Pasar Kliwon, Solo.

Di tempat itulah Habib Syech kecil setelah usai magrib menjelang isya senantiasa selalu istiqomah untuk mengikuti halaqah-halaqah keilmuan, belajar al-Quran, dan membaca wirid-wirid bersama sang ayah tercinta.

Di Masjid Assegaf itu pulalah Habib Syech kecil dengan segala pengabdiannya dimasa-masa SD-nya untuk berkhidmah membersihkan masjid-masjid, menyapu halaman masjid dan mengepel lantai-lantai masjid.

Mengutip dari suatu majalah langitan, Habib Syech telah menjelaskan bahwa orang yang paling memotivasi dalam hidupnya tidak lain adalah ayah dan ibunya sendiri.

Baca juga : kisah wali songo

Hidup di dunia butuh bayaran, hidup di akhirat sangatlah butuh ganjaran

Ayah Habib Syech yang Mencintai Masjid

KISAH KEWAFATAN AL-HABIB ‘ABDUL QADIR BIN ‘ABDURRAHMAN ASSEGAF (AYAHANDA AL-HABIB SYECH BIN ‘ABDUL QADIR ASSEGAF, SOLO) Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf
sumber google : buletinmaslahat

Ayahnya bukanlah orang yang sangat masyhur, namun abinya adalah seseorang yang sangat mencintai masjid.

Bagaimanapun keadaannya baik sehat maupun sedang kurang sehat ayahnya Habib Syech selalu mengimami masjid tersebut.

Sampai-sampai ayahnya Habib Syech berkata “Masjid adalah istriku yang pertama”, itulah yang diucapkan dari seorang ayah yang kini putranya beliau menjadi pengemban dakwah dari datuknya yaitu Rasulullah Saw.

Itulah kata-kata yang sangat tulus dari dari seseorang yang mencintai masjid.

Selain ayah tercintanya, Habib Syech juga mendapatkan bimbingan untuk belajar bersama pamannya yang bernama Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf.

Gembirakanlah Rasulullah dengan suatu amal dan dengan akhlak-akhlak kalian, sebagaimana dahulu kala Rasulullah pernah membela kalian

Biografi Habib Syech Belajar Bersama Paman

habib syech sedang berdakwah
sumber google : purbalingga.com

Habib Ahmad adalah sosok seorang yang sangat berjasa dalam membangun suatu mental yang ada pada diri Habib Syech saat waktu kecil.

Pendidikan yang diberikan paman dari Hadramaut, Yaman tersebut sangat berkesan bagi Habib Syech.

Pasalnya, sewaktu Habib Syech kecil selalu dibimbing oleh pamannya yaitu Habib Ahmad.

Habib Syech selalu dicaci oleh Habib Ahmad dan selalu disalahkan meskipun Habib Syech waktu itu tidak melakukan kesalahan.

Dalam pemaparannya, Habib Syech tidak pernah tahu mengenai sang paman dalam membimbingnya.

Bahkan saat itu Habib Syech tidak kuat untuk belajar dengan pamannya.

Ketika itu Habib Syech menghubungi salah satu teman yang mendampingi kedatangan sang paman saat ke Indonesia, beliau bertanya-tanya kepada salah satu temannya bagaimana tentang pamannya itu.

Akhirnya Habib Syech pun mengetahui dan menyadarinya bahwa apa yang dilakukan sang Paman semata-mata hanya untuk pembelajaran.

Agar ketika Habib Syech sudah meranjak dewasa menjadi sosok yang kuat secara mentalnya, teguh dan sabar dalam pendiriannya.

Begitulah pendidikan sang pamannya Habib Ahmad bin Abdurrahman.

Perasaan cinta dan kagum kepada Habib Syech digunakan sebagai pembelajaran akhlak.

Selain itu juga perhatian dan pendidikan penuh diberikan juga kepada Habib Syech dari Alm. Al Imam Al Arifbillah As Syekh Al Habib Anis bin Alwi Al Habsy.

Seorang ulama yang kelahiran Garut dan wafat di surakarta, beliau adalah seorang Imam Masjid Riyadh Solo dan sekaligus pemegang Magom Al Habsyi.

Berkat kesabaran, ketulusan dan kebesaran guru-gurunya itulah hingga sampai saat ini Habib Syech masih setia menjalani dakwah mahabbaturrosul.

Baca juga : Biografi Habib Umar bin Hafidz

“Ketakutanmu terhadap kegagalan, itulah yang membuatmu gagal”

Al-Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf

Dakwah Melalui Lantunan Sholawat Ala Habib Syech

habib syech berdakwah lewat bersholawat
sumber google : sukoharjo.news

Dakwah adalah salah satu kegiatan yang bersifat mengajak, menyeru dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT, sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan akhlak ajaran agama Islam.

Dakwah merupakan kata masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti seruan, panggilan atau suatu ajakan.

Komunikasi dakwah merupakan bentuk seruan yang dilakukan oleh mad’u-nya untuk menyampaikan pesan-pesan suatu dakwah agar suatu pesan yang disampaikan kepada para jamaahnya dapat selalu dipahami dan diamalkan dengan cara yang baik dan benar.

Sangat menarik apabila yang disampaikan dakwah oleh Habib Syech yang selalu dakwahnya itu dimulai dengan pembacaan sholawat.

Harold D Laswell suatu hari pernah mengungkapkan bahwa terpenuhinya suatu dakwah secara umum dengan meliputi kata who say, what to shom with that effect dan in what channel.

Dalam pandangan suatu komunikasi dakwah, maka dapat dikriteriakan secara sederhana meliputi kata:

Who: Al Habib Syech Assegaf what to whom: suatu masyarakat kalangan akar rumput sampai petinggi masyarakat Says What: Assirah Nabi Muhammad SAW dan teladan akhlak mulia in what channel:

Shalawat, Seni qosidah with that effec: menyelami kepribadian Rasulullah, mencintai dan menjadikan sang idola dalam kehidupan sehari-hari.

Anda juga bisa membaca biografi Habib Ali al-Jufri

mengenai kata who adalah penulis sudah menjelaskan secara singkat tentang Biografi Habib Syech, mengenai sasaran berdakwah, setiap kali acara selalu diselenggarakan pendakwahnya sangat beragam.

sudah tak heran di setiap ada acara tabligh akbar atau pengajian selalu ramai bahkan bisa mencapai ribuan jamaah dimanapun berada.

Belajarlah mengalah sampai seorangpun tak pernah mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tidak ada seorangpun merendahkanmu. Belajarlah bersabar sampai Allah SWT mengangkat derajat-derajatmu.

Ahbabul Musthofa Penggiring Sholawat Habib Syech

team hadroh ahbabul musthofa
pecinta habibana.com

Habib Syech merupakan ulama yang dikenal dengan khas grup sholawatnya, Habib Syech juga mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada para jamaahnya.

beliau mempunyai jadwal yang sangat padat mengisi dakwah dan sholawatannya di berbagai daerah Indonesia.

Ahababul Musthofa adalah suatu majelis ta’lim yang di dalam majelis tersebut bertujuan untuk mempermudah para jamaahnya meneladani Nabi Muhammad SAW.

Ahbabul Musthofa berdiri sejak dari tahun 1998 berawal dari suatu majelis ta’lim yang bernama Rotibul Haddad, Burdah serta maulid Shimtudduror Habib Syech di kota Solo, tempatnya di daerah Mertodranan.

Majelis ta’lim ahbabul musthofa ini mengajak seluruh para jamaahnya untuk mengenal lebih dekat kepada baginda besar Nabi Muhammad Saw.

Janganlah kamu menyanjung diri ini karena aku sangat khawatir sanjunganmu itu akan melupakanku bahwasannya aku punya diri.

Aku tidak ingin ada kebanggaan di dalam hati, Karena sekecil apapun itu pastilah akan menghancurkan kepribadian suciku.

Mungkin cukup itu saja yang bisa Calonbos sampaikan tentang biografi seorang ulama ternama di Indonesia, apabila ada yang salah mohon maaf atas penulisan artikel ini.

Terima kasih.

Tinggalkan komentar